Saat SMA, saya pernah bertemu dengan seorang ibu yang luar biasa. Ia
menghidupi ketiga anaknya dari membuka potokopian, suaminya meninggal
dunia beberapa tahun silam. Setiap pagi dengan motor bersahajanya ia
membonceng kedua anaknya yang hendak bersekolah. Yang satu kuliah di
kebidanan yang satu lagi masih SD. Di kanan kiri motor disisipkan
makanan yang hendak ia titipkan diwarung tempat kuliah sang anak.
Di balik kesahajaannya saya melihat sorot mata ketegaran dan ketulusan.
Jika berbincang dengannya hikmah demi hikmahpun terlontar dari
mulutnya. Dari perbincangan beberapa kali sambil menunggu potokopian
selesai, ia bertutur tentang anak satunya lagi yang masuk jurusan
kedokteran UNPAD dengan mudah. Ibu yang memegang prinsip agama islam
dengan kuat pun berhasil mendidik anak-anaknya menjadi anak yang soleh
dan cerdas.
Iapun menceritakan bahwa sang anak lelaki yang waktu itu masih
semester 6 kuliah di kedokteran sudah menikah dengan seorang teman satu
kampus. Uniknya tak ada kata pacaran dalam kamusnya, sang ibupun
melarang hal tersebut. Kisahnya dimulai saat sang anak lelaki itu diuji
sakit yang membutuhkan waktu beberapa hari dirawat di rumah sakit. Sang
ibupun keteteran memikirkan bagimana membayar uang perawatan
berhari-hari, sedangkan beban hidupnya begitu besar dengan status single
parent. Namun, subhanallah. Justru karena sakit itulah sang anak
bertemu jodohnya.
Ternyata dokter yang merawatnya ialah ibunya sang calon, saat semua
teman anak kedokteran berkunjunglah rasa cinta itu tumbuh di hati anak
wanita yang ibunya dokter itu. Tak berapa lama setelah sembuh, ibu
dokter yang selama ini melihat kesolehan dan ketegaran anak lelaki ini
langsung menanyakan kesiapannya untuk menikahi anaknya. Ayah sang wanita
juga kebetulan adalah dosen kedokteran di tempat mereka kuliah.
Tak butuh waktu lama akhirnya mereka menikah masih saat kuliah. Biaya
perawatan slama di rumah sakitpun di tanggung oleh ibu sang wanita itu.
Begitu mudahnya Allah mengangkat derajat hambanya. Keyakinan dan
ketulusan do’a sang ibu mengantarkan anak-anaknya menjadi pribadi yang
sukses, bahkan mendapatkan jodoh yang terbaik. Pelajaran berharganya,
jangan pernah meratapi takdir hanya karena terlahir dari orang biasa.
Justru dengan do’a restu orang tua juga kesungguhan diri kita bisa
menjadi orang yang sukses dan ditolong Allah.
Setujuu..??
0 komentar:
Posting Komentar